Kamis, 04 November 2010

Bagaimana Sembilan Bulan Pertama Membentuk Seluruh Hidup Kita (3)

wanita hamil
Terhubung dengan ibu yang diabetes di dalam rahim sangat berpengaruh pada peningkatan kasus diabetes tipe 2 di antara anak-anak Indian Pima selama lebih dari 30 tahun, kata Dana Dabelea, profesor sejawat epidemiologi Universitas Colorado di Denver dan peneliti kajian, dan bisa menjadi faktor yang meningkatkan rasa takut terhadap penyakit ini secara nasional. Namun hal ini juga membuka pintu bagi intervensi. "Jika kita bisa secara intensif mengontrol kadar gula darah wanita penderita diabetes selama kehamilan," kata Dabelea, "kita bisa benar-benar mengurangi jumlah anak-anak diabetes."


Tambahan lagi, sebuah pemahaman tentang pentingnya faktor-faktor kehamilan dalam mengatasi penyakit bisa merubah kelakuan seseorang, catat Daniel Benyshek, seorang ahli antropologi kedokteran Universitas Nevada di Las Vegas, yang telah mewawancara penduduk asli Amerika suku Arizona. Ia menemukan bahwa mereka yang percaya diabetes adalah takdir turunan cenderung berkelakuan fatalistik tentang penyakitnya. Namun, ketika Benyshek berbagi temuan fetal origins tentang diabetes dengan anggota suku, ia mendapat reaksi yang berbeda. "Ide tentang perubahan sederhana selama kehamilan bisa mengurangi resiko keturunan terkena diabetes sangat banyak memberikan harapan dan mendapatkan respon," katanya, "terutama wanita muda, antusias dengan ide tentang intervensi pada saat kehamilan yang dapat memutus lingkaran diabetes. Mereka berkata, 'saya sudah coba berdiet, coba berolahraga, dan saya tidak bisa lanjutkan. Tapi saya bisa lakukan selama sembilan bulan jika bayi saya bisa mendapat kesempatan lebih baik untuk menjalani hidup sehat'. "

Pengaruh Udara
Kemungkinan hidup lebih sehat adalah apa yang Frederica Perera coba berikan pada anak-anak di sebagian lingkungan penuh perjuangan New York. Perera, direktur Pusat Kesehatan Lingkungan Anak-anak Universitas Columbia, menjadi tertarik dengan efek polusi pada janin lebih dari 30 tahun lalu, waktu ia mengadakan penelitian tentang paparan lingkungan dan kanker pada orang dewasa. "Saya mencari subyek pembatas sebagai pembanding dengan orang dewasa dalam penelitian, individu yang benar-benar tidak tersentuh polusi," katanya. Ia mendapatkan ide untuk menggunakan bayi yang baru lahir sebagai pembatasnya, namun saat ia mendapatkan hasil sampel darah tali pusat dan jaringan plasenta yang ia kirimkan ke laboratorium untuk dianalisa, ia yakin bahwa telah terjadi  kesalahan. "Saya terkejut," katanya. "Sampel yang saya pikir akan murni pada kenyataannya memiliki fakta terkontaminasi."

Sejak itu, penelitian oleh Perera dan lainnya menghubungkan antara paparan polusi udara yang berhubungan dengan lalu lintas selama kehamilan dengan sejumlah besar akibat kelahiran yang kurang menguntungkan, termasuk kelahiran prematur, berat lahir rendah dan bentuk jantung cacat. Salah satu kajian Perera yang paling mengena diadakan pada tahun 1998, dimana lebih dari 500 wanita hamil tersebar melintasi bagian atas Manhattan dan Bronx Selatan, dengan ransel hitam yang sama, yang mereka kenakan selama dua hari kecuali waktu tidur. Di dalam setiap ransel terdapat monitor udara yang secara terus menerus mengukur tingkat polycyclic aromatic hydrocarbons, atau PAH, sebuah jenis polutan yang keluar dari alat pembuangan gas pada kendaraan yang juga terdapat pada asap rokok dan cerobong pabrik.

Monitor-monitor tersebut mengungkapkan 100% wanita terpapar PAH selama kehamilan. Setelah bayi mereka lahir, analisa darah tali pusat bayi menunjukkan 40 % DNA-nya secara tidak kentara telah rusak oleh PAH - kerusakan yang dihubungkan dengan kenaikan resiko kanker. Analisa lebih lanjut menunjukkan bahwa mereka yang terpapar PAH tingkat tinggi sebelum kelahiran dua kali lebih mungkin terhambat secara kognitif di usia 3 tahun, nilai yang lebih rendah dari perkiraan yang meramalkan prestasi di sekolah; pada usia 5 tahun, anak-anak tersebut nilai tes IQ-nya lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang menerima paparan PAH lebih sedikit saat berada di dalam rahim.

Penelitian semacam ini dengan serta merta membuat para ilmuwan memperluas daftar populasi yang secara khusus rentan terhadap polusi. " Kita terbiasa khawatir terhadap manula dan pasien berpenyakit asma," kata Perera. "Sekarang kita khawatir terhadap janin." Dan usaha untuk mengurangi racun lingkungan bisa membuat perbedaan terukur, katanya. "Setelah bertahun-tahun kami menyusuri paparan (polusi), bis-bis kota New York telah berganti dengan teknologi yang lebih bersih, dan larangan diberlakukan pada antrean bis dan truk diesel," catat Perera. "Hasilnya, kami melihat tingkat polutan dalam darah wanita hamil mengalami penurunan, yang artinya janin mereka juga lebih sedikit terkena zat-zat tersebut."

Sumber-sumber Stres
Di batas terjauh dari penelitian fetal origins, para ilmuwan menjelajahi kemungkinan bahwa kondisi di dalam rahim mempengaruhi tidak hanya kesehatan fisik tapi juga intelejensi, temperamen dan bahkan kewarasan kita. Fakta-fakta menunjukkan, sebagai contoh, wanita hamil yang cenderung menderita kelaparan atau stres yang ekstrim melahirkan anak-anak dengan resiko tinggi skizofrenia.

Skizofrenia adalah sebuah kelainan kompleks dengan berbagai sebab potensial. Namun sebuah kajian berdasarkan catatan kasus selama 30 tahun dari propinsi Anhui di Cina menyarankan dengan kuat bahwa faktor sebelum kelahiran memiliki peran. Pada pertengahan abad 20, warga di daerah tersebut mengalami kekurangan gizi yang parah selama musim paceklik diikuti Lompatan Besar Ke Depan (the Great Leap Forward), kampanye modernisasi Mao Zedong yang membawa malapetaka. Individu yang lahir dari wanita yang menderita akibat paceklik memiliki dua kali lipat kemungkinan menderita skizofrenia dibandingkan mereka yang dikandung di waktu yang lain. Demikan juga, sebuah kajian pada catatan kesehatan lebih dari 88,000 orang yang lahir di Jerusalem antara tahun 1964 dan 1976 menemukan bahwa keturunan dari wanita yang hamil bulan kedua pada bulan Juni tahun 1967 - waktu perang enam hari Arab-Israel - secara jelas berkemungkinan menderita skizofrenia saat dewasa muda. (Bersambung ke Bagaimana Sembilan Bulan Pertama Membentuk Seluruh Hidup Kita (4) - Tamat)

Sumber: Time

Tidak ada komentar:

Posting Komentar