Dilakukan bertahap, kegiatan jalan mulai diselingi lari. Sebentar jalan lalu lari, lalu jalan lagi, kemudian lari lagi. Setelah pemanasan dengan jalan kaki beberapa keliling, biasanya di halaman Taman Budaya, dilanjutkan berlari selama sekitar 20-30 menit. Larinya juga pelan saja, tidak perlu sprint, yang penting berirama. Maksudnya berirama, temponya tetap, bersesuaian dengan degup jantung.
Karena lingkungan tempat tinggal jalannya tidak rata semua, sebagian ada yang menurun, sebagian menanjak. Jadi jalur lari saya tidak melulu rata, tapi naik turun. Pas di bagian tanjakan yang lumayan berat. Tapi setelah rutin lari di tanjakan, rasanya tidak terlalu berat lagi; sudah beradaptasi mungkin kedua tungkai, juga tubuh saya secara keseluruhan.
![]() |
Broni in action |
O, iya. Salah satu hal yang bikin saya rutin berolahraga pagi, selain demi kesehatan, adalah anjing saya. Broni selalu riang gembira kalau diajak keluar pagi-pagi. Jadi kalau timbul rasa malas, tapi ingat Broni yang pasti tengah berharap untuk diajak lari, saya jadi memaksakan diri buat olahraga. Sekalian di tulisan ini saya mau berterima kasih kepada Broni, teman setia berolahraga pagi. Semoga kau dan aku sehat terus ya, Broni sayang.. 😘
Tidak ada komentar:
Posting Komentar