Sabtu, 23 Februari 2019

Yo, Ayo Yo.. Lari Pagi

Sudah sekitar dua tahun ini saya rutin berolahraga setiap pagi. Awalnya cuma jalan kaki di seputar lingkungan tempat tinggal. Tidak lama, paling cuma sekitar 30 menit. Setelah 1-2 bulan jalan pagi rutin, saya merasa perlu meningkatkan beban latihan dengan mulai berlari alias joging.

Dilakukan bertahap, kegiatan jalan mulai diselingi lari. Sebentar jalan lalu lari, lalu jalan lagi, kemudian lari lagi. Setelah pemanasan dengan jalan kaki beberapa keliling, biasanya di halaman Taman Budaya, dilanjutkan berlari selama sekitar 20-30 menit. Larinya juga pelan saja, tidak perlu sprint, yang penting berirama. Maksudnya berirama, temponya tetap, bersesuaian dengan degup jantung.

Karena lingkungan tempat tinggal jalannya tidak rata semua, sebagian ada yang menurun, sebagian menanjak. Jadi jalur lari saya tidak melulu rata, tapi naik turun. Pas di bagian tanjakan yang lumayan berat. Tapi setelah rutin lari di tanjakan, rasanya tidak terlalu berat lagi; sudah beradaptasi mungkin kedua tungkai, juga tubuh saya secara keseluruhan.


Broni in action
Selama rutin jalan dan lari pagi, saya jadi tahu siapa saja tetangga yang rajin olahraga pagi. Ada yang jalan kaki, ada yang joging, ada yang senam jantung sehat, ada yang bersepeda. Saya juga suka sekalian berbelanja ke pasar atau warung setelah olahraga. Pokoknya dengan keluar pagi untuk berolahraga, bawaannya jadi semangat dan rajin ngapa-ngapain!

O, iya. Salah satu hal yang bikin saya rutin berolahraga pagi, selain demi kesehatan, adalah anjing saya. Broni selalu riang gembira kalau diajak keluar pagi-pagi. Jadi kalau timbul rasa malas, tapi ingat Broni yang pasti tengah berharap untuk diajak lari, saya jadi memaksakan diri buat olahraga. Sekalian di tulisan ini saya mau berterima kasih kepada Broni, teman setia berolahraga pagi. Semoga kau dan aku sehat terus ya, Broni sayang.. 😘

Tidak ada komentar:

Posting Komentar