Minggu, 24 Februari 2019

Broni dan Kontroversinya

Di postingan sebelumnya Yo, Ayo Yo.. Lari Pagi, saya menyinggung tentang Broni, anjing teman setia olahraga pagi. Di sini saya mau cerita sedikit tentang asal mula anjing baik tersebut. Broni tidak pernah dijual atau dibeli. Tidak pula saya mendapatkannya dari siapapun. Broni sudah ada di rumah tempat sekarang saya tinggal sejak saya pindah ke sini, sekitar lima tahun lalu. Para penghuni rumah saat itu tidak sengaja memelihara Broni, karena Broni dulu anjing liar yang mencari tempat perlindungan. Merasa iba, para penghuni rumah kadang memberi Broni sisa-sisa makanan.

Waktu saya mulai tinggal di sini, Broni sering muncul sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Kilas balik sedikit, dulu waktu saya kecil, keluarga kami pernah memelihara anjing hasil temuan, tapi masa memelihara anjing hanya singkat karena anjing tersebut keburu mati, entah sebab sakit atau diracun orang, matinya kejang-kejang dengan mulut berbusa. Jadi, pengalaman berinteraksi dengan anjing di masa kecil tidak memberi referensi apapun tentang bagaimana menghadapi seekor anjing. Saya hanya mencoba mengingat-ingat apa kata Cesar Millan tentang anjing di beberapa episode yang pernah saya tonton.

Karena Broni dulunya anjing liar, jadi saya harus waspada menghadapinya. Ternyata Broni anjing yang penakut dan sering tampak panik, mungkin karena trauma masa lalunya. Seiring waktu, Broni mulai lebih santai dan mulai keluar sifat aslinya: tidak penakut lagi, baik hati, lucu, sedikit manja, dan agak jahil. Saya jadi mulai suka sama Broni. Broni tidak pernah disekolahkan, saya melatihnya sendiri semampunya berbekal ilmu cetek hasil 'dengar-dengar' dan 'katanya', plus Googling; home schooling amatiranlah. Tidak sampai tingkat tinggi belajarnya, hanya belajar perintah-perintah dasar seperti: duduk, diam, tunggu, sini, juga lempar-tangkap batang kayu.

Sejak awal, Broni menolak diikat. Untungnya, karena Broni bukan termasuk jenis anjing berukuran besar, ke mana pun kami pergi, sosok Broni yang tanpa tali pengikat tidak terlalu menakutkan bagi orang lain. Meski sering ketemu dengan orang-orang yang takut sama Broni, tapi tidak 'semenakutkan' itulah. Persoalannya kadang lebih ke najis dan tidak najis.

Broni
Seperti diketahui, muslim dikenal sebagai kalangan yang kurang bersahabat dengan anjing. Hal ini antara lain disebabkan beberapa hadis Nabi yang berhubungan dengan mahluk berbulu dengan nama latin canis lupus familiaris ini. Menurut hadis, muslim boleh memelihara anjing hanya apabila anjing dimanfaatkan sebagai anjing pemburu dan penjaga. Di luar kepentingan tersebut, apabila seorang muslim memelihara anjing, pahala muslim tersebut akan dikurangi sebesar satu qirath setiap hari.

Selain itu, ada hadis tentang membersihkan wadah air dengan air dan tanah tujuh kali setelah terkena jilatan anjing. Terdapat perbedaan pendapat antara mazhab satu dan lainnya berkenaan dengan najis dan tidaknya anjing. Sebagian sepakat bahwa air liur anjing (dan kotorannya, tentu) najis, sedangkan anjingnya sendiri tidak najis. Sebagian berpendapat bahwa air liur dan anjingnya najis. Kalau menurut mazhab Maliki, anjing secara keseluruhan tidaklah najis. Menurut hadis lain, malaikat Jibril AS tidak mau masuk ke dalam rumah yang di dalamnya ada anjing (dan gambar-gambar).

Berkenaan dengan hadis tentang anjing, katanya sih ada lagi hadis-hadis lain yang lebih seram tentang anjing, saya sendiri kurang tahu, tapi kebanyakan bukan hadis sahih. Sementara di dalam Alquran sendiri, anjing digambarkan secara netral saja, tidak digambarkan sebagai mahluk najis.

Bagaimanapun, Broni tidak masuk ke dalam rumah. Ia tidur di luar. Hal ini disebabkan juga karena anjing mengeluarkan aroma khas yang - kecuali pemelihara benar-benar teliti membersihkan anjingnya, rutin memandikan dengan sampo khusus - akan mengganggu kenyamanan manusia yang tinggal bersamanya. Jadi bagi saya, memang lebih baik kalau Broni tinggal di luar.

Saya merasakan banyak manfaat dari kehadiran seekor Broni di dalam hari-hariku. Selain sebagai teman sekaligus penjaga waktu olahraga pagi, ia juga berfungsi sebagai alarm rumah, karena setiap kali ada orang tak dikenal datang, ia akan menggonggong.  Dengan segala kontroversi tentang muslim yang memelihara anjing, saya percaya, selain Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Allah SWT juga Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Maksudnya apa?! Yaaa... begitulah.😬

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar