Rabu, 03 November 2010

Bagaimana Sembilan Bulan Pertama Membentuk Seluruh Hidup Kita (2)

janin
Akhirnya mulai banyak orang yang menerima idenya. Janet Rich-Edwards, seorang epidemiologist (ilmuwan di bidang kedokteran yang mempelajari penularan dan pengendalian wabah penyakit) Rumah Sakit Brigham And Women's di Boston terang-terangan menyangkal hipotesa Barker, "Saya yakin faktor-faktor resiko anda saat ini menentukan rintangan terbentuknya penyakit," kata Rich-Edwards "bukan sesuatu yang terjadi saat anda masih janin," Tapi, ia menambahkan, "tidak ada yang seperti data milik anda sendiri untuk berubah pikiran." Demikian Rich-Edwards menganalisa temuan dari Kajian Kesehatan Perawat (Nurses' Health Study), penelitian yang berlangsung lama terhadap lebih dari 120,000 perawat yang terdaftar. Bahkan di saat ia membuat perhitungan terhadap gaya hidup dan status sosial-ekonomi perawat dewasa, hubungan antara berat lahir kurang dengan resiko penyakit yang berhubungan dengan jantung tetap kuat. "Kajian-kajian yang sama dilakukan paling tidak dua lusin kali sejak saat itu," demikian ia mencatat. "Yang merupakan salah satu temuan tiruan paling solid di bidang kesehatan publik."


Sebagai jurnalis yang meliput ilmu pengetahuan, rasa ingin tahu saya bangkit saat pertama kali mendengar tentang fetal origins. Tapi dua tahun yang lalu, di saat saya mulai menggali bidang ini lebih dalam, saya memiliki motivasi yang lebih pribadi: Saya hamil muda. Jika benar tindakan saya selama lebih dari sembilan bulan ke depan akan berpengaruh terhadap keturunan saya selama hidupnya, saya perlu tahu lebih banyak lagi.

Tentu saja, tidak ada seorang wanita hamil pun hari ini yang bisa luput dari mendengar pesan tentang apa yang dilakukannya mempengaruhi janin. Ia mendengarnya saat di sesi pertemuan dengan dokter, melihatnya di koran pagi dan di buku petunjuk kehamilan: makan ini, jangan minum itu, selalu waspada - tapi jangan stres. Ibu hamil bisa dimaafkan untuk merasa bahwa hamil bukan apa-apa, hanya sembilan bulan masa berjalan dengan berat, penuh dengan rasa bersalah dan tanpa kesenangan, dan penelitian ini mengancam dengan tambahan beban lagi.

Namun begitu saya mulai menerapkan apa yang saya pelajari terhadap kehamilan saya sendiri, saya membangun perspektif yang sangat berbeda tentang fetal origins. Para ilmuwan yang saya temui tidak menakuti saya dengan peringatan namun dengan kegembiraan akan penemuan - dan dengan harapan bahwa penemuan mereka akan membuat perubahan positif. Kita sering mendengar tentang segala hal yang salah untuk dilakukan selama kehamilan, tapi para peneliti menemukan, seringkali lingkungan di dalam rahim lah yang membuat hal-hal berjalan benar di kehidupan yang akan datang.

Tindakan Yang Merupakan Kekuatan Untuk Berubah
Ambil, sebagai contoh, kemungkinan untuk menjaga berat badan sehat. Orang Amerika sekarang ini memiliki beban tubuh paling berat dibandingkan dengan dulu. Mungkinkah kecenderungan obesitas sudah terprogram sejak di dalam kandungan? Dua buah kajian yang dilakukan oleh peneliti dari Sekolah Kedokteran Harvard menganjurkan bahwa mungkin untuk kasus: Semakin banyak berat tubuh seorang wanita bertambah selama masa kehamilan, satu kajian menemukan, semakin tinggi resiko anaknya akan kelebihan berat badan sebelum usia 3 tahun. Kajian yang kedua menunjukkan bahwa hubungan ini bertahan hingga keturunan mencapai usia remaja. Dibandingkan dengan remaja usia belasan dari wanita yang mengalami pertambahan berat badan sedang selama kehamilan, mereka yang berasal dari wanita yang mengalami kenaikan berat badan berlebihan lebih mungkin mengalami obesitas.

Tentu saja, anak-anak berbagi kebiasaan makan atau memiliki kecenderungan turunan dari ibunya untuk menjadi gendut; bagaimana kita bisa tahu bahwa lingkungan sebelum kelahiran lah yang jadi penyebabnya? Para peneliti telah membandingkan, anak-anak yang lahir dari ibu obesitas dengan saudara kandungnya yang lahir setelah ibunya sukses menjalani operasi antiobesitas. Anak yang lahir belakangan  mewarisi gen yang sama dengan kakak kandungnya dan (penelitian menunjukkan) menjalankan kebiasaan makan yang sama, tapi mereka mengalami pengalaman lingkungan di dalam rahim yang berbeda. Di dalam sebuah kajian pada tahun 2006 yang diterbitkan di jurnal Kedokteran Anak, peneliti menemukan bahwa anak-anak yang dikandung oleh wanita yang menjalani operasi 52% lebih kecil kemungkinannya untuk obese dibandingkan dengan saudara kandungnya yang lahir dari wanita yang sama di saat beban tubuhnya masih berat. Kajian kedua yang dilakukan oleh grup yang sama, terbit di tahun 2009, menemukan bahwa anak-anak yang lahir setelah ibunya mengalami penurunan berat badan memiliki berat lahir yang lebih rendah dan tiga kali lebih kecil kemungkinan untuk menjadi sama sekali obese dibandingkan dengan kakak kandung laki-laki atau perempuannya.

"Tubuh anak-anak yang dikandung setelah ibu mereka mengalami operasi pengurangan berat badan mengolah lemak dan karbohidrat dengan cara lebih sehat dibanding tubuh kakak laki-laki dan perempuannya yang dikandung pada saat ibu mereka masih kelebihan berat badan," kata John Kral, seorang profesor pembedahan dan pengobatan di SUNY Downstate Medical Center di New York dan salah seorang penulis dari kedua makalah. Metabolisme mereka, sebagai akibatnya, dibuat normal oleh pengalaman sebelum kelahirannya - mungkin melalui proses yang dikenal dengan modifikasi epigenetik, yang mana lingkungan mempengaruhi kelakuan gen tanpa merubah DNA. Hal ini mungkin karena lingkungan di dalam rahim lebih penting dibanding gen atau kebiasaan makan bersama, yang menularkan kecenderungan obesitas, kata Kral. Jika demikian, membantu wanita menjaga berat badan sehat sebelum dan selama kehamilan mungkin adalah harapan terbaik untuk menghentikan obesitas sebelum mulai.

Ilmu pengetahuan Fetal Origins juga menawarkan harapan bagi orang yang percaya bahwa faktor keturunan adalah malapetaka penyakit bagi keluarganya - orang-orang seperti orang Indian Pima di daerah penampungan Sungai Gila di Arizona, yang memiliki angka tertinggi kasus diabetes tipe 2 di dunia. Hanya sedikit keraguan bahwa kasus diabetes yang tinggi di kalangan orang Indian Pima, dan di antara penduduk Amerika asli secara umum, memiliki komponen genetik yang penting. Tapi penelitian baru dari sebuah kajian yang melibatkan sekelompok besar orang Indian Pima sejak 1965 menunjukkan satu pengaruh tambahan: pengalaman sebelum kelahiran. Selama kehamilan, seorang wanita penderita diabetes dengan gula darah tinggi rupanya mengacaukan perkembangan metabolisme janin, mempengaruhinya pada diabetes dan obesitas. (Bersambung ke Bagaimana Sembilan Bulan Pertama Membentuk Seluruh Hidup Kita (3))

Sumber: Time

Tidak ada komentar:

Posting Komentar