Minggu, 26 Juni 2011

National Geographic's Locked Up Abroad: Indonesia

Chris Parnell
Chris Parnell warga negara Australia pemillik akademi berkuda Kathmandu, Nepal. Pada tahun 1985, ia bersama istri dan anak perempuannya yang masih kecil berlibur ke Bali, Indonesia. Di Kathmandu ia berteman dengan seorang bernama Doggy, dealer barang antik yang ikut dengannya ke Bali. Pada saat tiba di Bali, Chris sama sekali tidak menduga kalau perjalanannya ke Bali akan menjadi perjalanan paling buruk yang bisa dibayangkan. Semuanya berjalan lancar hingga ia tiba di salah satu hotel di Bali, temannya Doggy tinggal di kamar yang lain. Malam itu saat mereka tidur lelap, pintu kamar tiba-tiba terbuka dan beberapa orang masuk. Chris Parnell menduga mereka adalah perampok. Betapa terkejutnya Chris ketika tahu bahwa mereka ternyata polisi.

Walau heran ia merasa sedikit lega dan berharap peristiwa tersebut tentunya peristiwa salah tangkap, pasti sebuah kesalahan karena ia yakin tidak melanggar hukum apapun. Malam itu ia dibawa ke kantor polisi. Di kantor polisi ia bertemu Doggy, dan segera menduga temannya telah melakukan pelanggaran hukum yang menyeretnya hingga terlibat. Dari kantor polisi ia dan Doggy di bawa kembali ke hotel untuk ditunjukkan bukti mengejutkan. Kepala polisi memamerkan sejumlah patung yang di dalamnya terdapat dua belas kilo hashish. Chris terkejut sekali, dan pikirannya langsung tertuju ke Doggy, pasti Doggy yang menyelundupkannya dan karena ia tiba di Bali bersamanya maka ia jadi terseret dalam kesulitan ini. Ia tanya Doggie, ada apa ini? Doggy jawab tidak tahu.

Mereka di bawa kembali ke kantor polisi dan menjalani prosedur penahanan. Menerakan sidik jari pada sebuah formulir dan ditahan di dalam penjara kantor polisi. Chris diberi tawaran apabila kasusnya mau dibikin kecil ia harus menandatangani sebuah cek pelawat, atau kasusnya akan jadi besar. Chris yang merasa tidak bersalah menolak dan membuat kepala polisi naik pitam. Keesokan harinya, ia mengetahui Doggy telah dibebaskan, ia lega mengira dirinya tentu akan dibebaskan pula. Dan salah.

salah satu gambar adegan film
Polisi menemukan bungkusan hashish penuh sidik jarinya, maka ia ditahan untuk menjalani proses hukum. (Kemudian diketahui ternyata Chris menerakan sidik jarinya di formulir Doggy, dan sebaliknya). Dengan perasaan campur aduk: marah, kaget, cemas; ia kembali ke penjara. Untuk memperpendek cerita yang panjang, di pengadilan Chris diputus hukuman penjara seumur hidup. Ia masuk penjara yang terkenal buruk, Kerobokan. Di dalam penjara, Chris harus menyesuaikan diri untuk bertahan hidup. Ia harus menjadi bagian kehidupan penjara yang keras agar tidak menjadi korban, karena saat itu sudahlah ia korban ketidakadilan hukum. Untuk bisa keluar penjara, Chris pura-pura gila dengan cara makan kecoa. Ia dipindahkan ke rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa Chris melakukan usaha pelarian melalui atap rumah sakit untuk kemudian loncat lewat tembok rumah sakit. Kasihan, atap rumah sakit rapuh tidak kuat menahan beban tubuhnya dan ia terjeblos jatuh ke ruangan di bawah atap, yang adalah ruang isolasi orang gila pembunuh ganas. Ia harus berjuang melawan serangan orang gila yang menggapai-gapai mau membunuh, 'untung' mereka semua dalam keadaan terbelenggu di sepanjang dinding, hingga yang bisa mereka lakukan 'hanya' mencakar dan menggigit Chris. Dengan putus asa Chris menunggu petugas rumah sakit datang menolong. Dan pertolongan itu datang, dalam bentuk: pukulan di kepala hingga pingsan.

Ia di bawa kembali ke penjara Kerobokan, di sana ia mengusahakan dua kali lagi pelarian yang semua gagal. Setelah usaha pelarian ketiga, ia dipindah ke penjara Malang, Jawa Timur. Beberapa lama tinggal di sini, ia harus mengalami percobaan pembunuhan oleh seorang napi anggota geng Makasar yang terkenal sadis dan tidak ragu menghilangkan nyawa sesama narapidana. Suatu pagi, sekitar jam enam, penjahat ini berada di atas tubuhnya berusaha menusuk dengan sebilah pisau. Pertarungan sengit terjadi, ia berusaha mengelakkan pisau dari tubuhnya sampai akhirnya merasakan pisau menghunjam dada. Chris susah payah bangkit, segera si penjahat Makasar menarik kakinya. Chris terjerembab, berusaha bangun. Berhasil namun setelah itu nafasnya sesak dan tumbang. Tidak sadarkan diri ia diangkut ke rumah sakit. Di sana ia dinyatakan meninggal. Saat itu ia merasa tubuhnya bergantian panas dan dingin. Ia juga melihat tubuhnya sendiri terbaring di dipan rumah sakit. Dengan keinginan kuat untuk hidup, tangannya berangsur hangat dan kembali ia sadar, bangkit dari kematian. Kemudian diketahui ia telah ditusuk di beberapa bagian tubuh termasuk mata kiri sehingga membuatnya buta permanen. Chris Parnell tinggal di penjara selama sebelas tahun sebelum akhirnya, dengan usaha keluarga dan teman-teman di Australia, dibebaskan di tahun 1996.

Begitu ringkasan film Locked Up Abroad: Indonesia, produksi National Geographic berdasar kisah nyata Chris Parnell, lelaki Australia yang konon korban salah tangkap di Bali. Lihat cuplikan videonya. Di sini film lengkapnya.

Kini Chris Parnell hidup dengan keluarga baru, seorang istri dan anak, ia masih pemilik akademi berkuda Kathmandu dan menjalani sisa hidupnya sebagai penulis. Ada pernyataannya yang tidak ada di film, "Saya mendapatkan pelajaran, seseorang tidak seharusnya menelantarkan mimpinya. Karena jika demikian... suatu hari kamu akan melihat sekeliling dan menemukan mimpimu telah menelantarkan kamu. Sepertinya satu-satunya hal yang bisa saya tambahkan adalah jangan pernah bertahan dalam penyesalan. Karena tidak ada sesuatu yang manis bisa ditarik dari sekotak penyesalan."

Bukan bermaksud menjelekkan sesama bangsa, hanya agar bisa ditarik pelajaran dari film ini, yang namanya film tentu didramatisir biar lebih seru.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar