Jumat, 15 Oktober 2010

Biografi Corinne Bailey Rae

Saat kamu mendengar ia menyanyikan lagu hasil karyanya yang pertama pada pre-albumnya (EP) yang pertama, yang diberi judul "Like A Star", bisa dibilang sepotong blues Billie Holiday nan indah diantarkan melalui suara yang memaku kamu ke dinding, dengan cara paling lembut namun paling persuasif; suara yang mampu bikin kamu tanpa kesulitan melayang, penuh belaian, pelik, dengan kualitas sangat murni. Suara yang sangat bagus, sebuah temuan harta karun pastinya, yang dimiliki seorang wanita muda yang bukan berasal dari sebuah tempat yang secara musik eksotis, katakanlah Mississippi atau bahkan Manhattan, tapi dari Leeds, Inggris. Nama wanita tersebut adalah Corinne Bailey Rae, dan ia memang terlahir untuk melakukannya.


"Seharusnya sih saya mula-mula menyanyi di gereja, dan orang pikir tentunya di gereja gospel disebabkan seluruh, kamu tahulah, asumsi kulit hitam," katanya untuk menerangkan latar belakang ras campurannya. "Tapi sebetulnya sama sekali bukan gospel, hanya gereja biasa, sangat kelas menengah, dimana kita menyanyi setiap hari Minggu. Selalu jadi bagian tugas favorit saya, menyanyi."

Seiring pindahnya ke sebuah gereja Baptist, dimana paduan suaranya bergantian antara menyanyikan himne tradisional dengan jenis yang kurang ortodoks seperti Primal Scream 'yang menggila'. "Tapi kami mengubah kata-katanya." jelas Corinne, "Kita ga ingin membuat jemaat gereja tersinggung kan?" Menyanyikannya dengan cara ini setiap minggu memperluas wawasan selera musik Corinne dan saat ketua pemuda menawari untuk membelikannya gitar listrik, ia pun menyambar kesempatan tersebut, secara harfiah, dengan kedua tangan. Dimulailah hubungan cintanya dengan pembuatan musik, dan segera setelah itu  membangun selera sehat terhadap salah satu band paling inovatif yang ditawarkan rock and roll, namanya Led Zeppelin.

"Saya cinta band itu saat remaja," katanya. "Dan saya mau, gimanapun, mengikuti langkah mereka, menciptakan musik saya sendiri."

Dan hal itu sudah sepatutnya ia lakukan. Melalui sebuah band indie yang terhuyung-huyung, gelar sarjana Sastra Inggris, dan ketetapan hati yang tidak pernah susut, ia kini muncul dengan utuh, dan dengan ketenangan secara musik telah menempatkannya di atas kepala dan bahu hampir siapa pun yang bisa kamu sebut sebayanya. Album pertamanya indah, penuh dengan kehalusan yang berjingkat-jingkat, serta kehangatan yang menyelimuti, dan mampu membangkitkan rohnya Billie Holiday, dan tatapan seramnya jiwa Erykah Badu. Bahkan hanya dengan mendengar sambil lalu kita bisa tahu si pencipta tentunya orang yang rada spesial.

Corinne Bailey Rae lahir dan dibesarkan di Leeds Inggris, tertua dari tiga anak perempuan ayah orang India Barat dan ibu orang Yorkshire. Di sekolah ia belajar biola klasik dengan standar tinggi, namun ambisi untuk melanjutkan ke tingkat lebih tinggi terhalang saat kekagumannya akan band Led Zeppelin mengambil alih. Saat beranjak usia 15 tahun, ia juga terobsesi dengan band perempuan beraliran keras indie seperti Veruca Salt dan L7, dan ingin memulai band-nya sendiri. Maka dilakukannya. Dan diberi nama Helen.

Helen? "Saya tahu, saya tahu," katanya membela diri. "Mau bilang apa lagi? Kami umur 15 tahun, dan berpikir Helen adalah sebuah nama yang tebal muka, jenis kelakuan yang indie banget. Kayaknya sesuatu yang pintar saat itu." Ia tersenyum. "Ngaku sih, sepertinya ga gitu juga sekarang."

Meski nama band-nya tidak terlalu inspiratif, Helen mulai menarik perhatian masyarakat luas setempat.Yang cukup bagus adalah datangnya tawaran kontrak dari rumah para pelaku penyiksaan terhadap gitar, Roadrunner Records, semuanya berjalan lancar hingga pemain bass-nya tahu-tahu hamil, dan band pun bubar.

"Kecewa? Rasanya bete banget," kata Corinne, "Saya ga tau mau ngapain lagi."

Maka ia pun kuliah di Universitas Leeds dimana ia belajar Sastra Inggris dan mengisi waktu di malam hari bekerja sebagai gadis pemeriksa mantel dan tas di sebuah klub jazz setempat. Sewaktu-waktu ia diperbolehkan menyanyi bersama band, dan dari malam-malam tersebut ide-ide baru pun mulai terbentuk. Sejak saat itu, Corinne menulis lagu-lagu yang ingin ia tampilkan secara solo, dan mulai meninggalkan hal-hal berbau indie ke wilayah yang lebih ngesoul. Pada saat kontrak kerja dengan EMI ditandatangani, ia telah memiliki 10 tahun pengalaman terlipat rapi di bawah sabuknya, tahu dengan pasti apa yang ia mau dan bagaimana mendapatkannya.

"Saya penggemar jazz tapi bukan jenis yang terlalu merhatiin teknik namun kurang ekspresif," katanya, "Saya sebal sama semua yang ga berisi dan serampangan, karena itulah mengapa saya cinta lagu-lagu klasik, karena begitu murni dan ringkas. Hal itu yang saya coba lakukan dengan lagu-lagu saya sendiri. Mereka singkat dan manis, tepat pada sasaran. Saya suka ide membiarkan orang pingin nambah, bukan kurang, ngerti ga?"

Ditambah, banyaknya inspirasi dari BJ dan Massive Attack sebanyak inspirasi dari, katakanlah, Jill Scott, ia pun pergi ke studio dan menciptakan albumnya yang pertama. Ini berasal dari kata-kata Corinne sendiri, "sedikit dari segalanya: sesuatu yang nyantai, akustik, rada aneh, berasa atmosfirnya, dan penuh perasaan. Saya juga tergoda untuk mengatakan ini berasal dari tempat paling dasar, tapi kedengarannya congkak, maka sebaiknya ngga aja."

Dan jika ia menulis tentang bahan baku lagu-lagu soul bagus - cinta - maka ia melakukannya dengan kurang penekanan pada perasaan berbunga-bunga merah jambu, namun lebih pada kerumitan tidak tertulis dan beragam kesulitannya. "Saya tertarik dengan hal-hal yang ga akan ada orang yang akan mengatakannya padamu di dalam sebuah hubungan, tentang bagaimana cinta bekerja di dalam harapan melawan kenyataan."

Maka dari itu, lagu seperti 'Till It Happens To You', 'Like A Star', dan 'Choux Pastry Heart' secara tidak biasa terasa 'akrab', masing-masing berkilau dengan kejujuran yang berkisah, yang sebayanya hanya bisa mengimpikannya.

"Respon hingga saat ini mengagumkan," lanjutnya "dan hal tersebut sangatlah memuaskan, karena rasanya bener banget buat saya. Menulis lagu - main musik - adalah, saya tahu dengan tepat, hal yang harus saya lakukan dalam hidup saya.

Namanya Corinne Bailey Rae, umur 26 tahun di tahun 2005 (lahir 26 Februari 1979) pada saat pre-album (EP) pertamanya keluar, berbakat, dan ngomong-ngomong, juga sangat cute. Ia juga punya gaya salaman yang sangat tegas, dan itu pertanda bagus, bukan?

Album pertamanya keluar pada awal 2006.

Sumber: sing365

Tidak ada komentar:

Posting Komentar