Selasa, 27 Agustus 2013

Bagaimana Cinta Bekerja

Homer and Marge of "The Simpsons" stay together week after week.
©2002 FOX BROADCASTING
Bila Anda pernah jatuh cinta, mungkin paling tidak Anda mempertimbangkan untuk menggolongkannya sebagai perasaan "kecanduan". Dan tebak: Anda benar. Karena para ilmuwan menemukan bahwa ternyata saat kita jatuh cinta, berlangsung proses kimia yang sama dengan kecanduan.

Cinta adalah keadaan kimiawi otak yang merupakan bagian dari gen dan dipengaruhi oleh cara kita dibesarkan/diasuh. Kita diperlengkapi dengan jaringan untuk percintaan romantis karena kita dimaksudkan untuk menjadi orang tua yang penuh cinta kasih dalam memelihara secara baik bayi-bayi kesayangan kita yang tak berdaya.

Di artikel ini, kita akan cari tahu apa sebenarnya cinta dan apa yang terjadi pada tubuh yang membuat kita jatuh cinta - dan memastikan kita tetap di situ. Kita juga akan meninjau hal-hal apa yang pada awalnya  membuat kita tertarik pada seseorang. Apakah feromon mereka, ataukah mereka hanya cocok dengan "pola cinta" kita yang benar.

Apakah Cinta Itu?
Cinta romantis menggembirakan dan memotivasi. Juga penting bagi kelangsungan spesies kita. Tanpa adanya cinta romantis, mungkin kita akan hidup dalam masyarakat yang sama sekali berbeda, yang sebagian (tidak semua) lebih mirip dengan lingkaran sosial pada dunia hewan. Zat kimia yang berpacu di dalam otak saat kita jatuh cinta memiliki beberapa tujuan, dan keberlangsungan spesies kita adalah tujuan utamanya. Zat-zat kimia tersebutlah yang membuat kita berkeinginan untuk membentuk keluarga dan memiliki anak-anak. Begitu kita punya anak, zat-zat kimia tersebut mendorong kita untuk tetap bersama agar dapat membesarkan anak-anak tersebut. Jadi artinya, cinta memang benar sebuah kecanduan kimiawi yang terjadi agar kita tetap bereproduksi.

Dengan mengabaikan negara atau budaya, cinta romantis memainkan peran penting. Sementara perbedaan budaya dalam cara menunjukkan rasa cinta sangat bervariasi, fakta bahwa cinta memang ada tidak terbantahkan.

Mari kita langsung ke intinya.

Apa yang Membuat Kita Jatuh Cinta?
Kita punya sebuah pola pasangan ideal yang terkubur di suatu tempat di alam bawah sadar. Peta cinta inilah yang memutuskan orang yang mana di dalam sebuah ruang penuh manusia yang menarik perhatian Anda. Bagaimana pola ini terbentuk?

Tampang
Banyak peneliti menduga kita cenderung mencari lawan jenis yang mengingatkan pada orang tua kita. Sebagian bahkan menemukan kita cenderung tertarik pada seseorang yang mengingatkan pada diri kita sendiri. Ahli psikologi kognitif David Perrett dari Universitas St. Andrews, Skotlandia, melakukan eksperimen yang mentransformasikan sebuah foto digital wajah seorang subyek ke wajah seorang subyek lawan jenis. Lalu ia meminta subyek untuk memilih satu dari serangkaian foto yang menurutnya paling menarik. Menurut Dr. Perrett, subyek selalu memilih versi transformasi wajahnya sendiri (dan mereka tidak menyadari sebagai wajahnya sendiri).

Kepribadian
Seperti tampang, kita cenderung memilih mereka yang mengingatkan kita pada orang tua kita (atau orang yang dekat dengan kita selama masa kanak-kanak) disebabkan kepribadian mereka, selera humor, kesukaan dan ketidaksukaan, dll.

Feromon
Feromon manusia masih menjadi topik perdebatan di bidang penelitian cinta. Kata pheromone berasal dari kata Yunani pherein dan hormone, yang artinya "pembawa kegembiraan".

Di dunia  hewan, feromon merupakan "cetakan" bau individu yang terdapat di dalam air seni atau keringat yang menentukan perilaku seksual dan menarik lawan jenis. Feromon membantu hewan mengenali satu sama lain dan memilih pasangan yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup berbeda dari milik mereka untuk memastikan keturunan yang sehat. Mereka memiliki organ khusus pada hidung yang disebut vomeronasal organ (VNO) yang mendeteksi zat kimia tanpa bau tersebut.

Keberadaan feromon manusia ditemukan pada tahun 1986 oleh seorang ilmuwan di Chemical Senses Center di Philadelphia dan rekanannya di Perancis. Mereka menemukan zat kimia tersebut di dalam keringat manusia. VNO manusia juga ditemukan pada sebagian, tapi tidak semua orang. Meski VNO manusia tidak terdapat pada kita semua - dan mungkin tidak berfungsi pada mereka  yang memilikinya - tetap terdapat bukti bahwa bau merupakan aspek penting dari cinta (perhatikan berkembangnya industri parfum). Sebuah eksperimen dilakukan di mana sekelompok perempuan mencium t-shirt sekelompok laki-laki berkeringat yang belum dicuci, dan masing-masing harus memilih salah satu yang menurutnya paling "menarik." Seperti halnya pada dunia hewan, mayoritas perempuan memilih t-shirt dari laki-laki yang sistem kekebalan tubuhnya paling berbeda dari milik mereka sendiri.

Aphrodisiac/Obat Perangsang
Menurut Food and Drug Administration (BPOM-nya Amerika), aphrodisiac berlandaskan  "dongeng rakyat, bukan fakta." Tetap saja, orang percaya pada efek pembangkit-cinta dari makanan, herbal dan ekstrak tertentu. Ada beberapa aphrodisiac umum yang mungkin atau tidak sungguh memiliki efek bagi kehidupan cinta Anda. Discovery Health membuat daftar sebagai berikut:

  • Asparagus: vitamin E pada sayuran ini katanya untuk menstimulasi hormon seks.
  • Cabai: sebagian peneliti mengatakan dengan makan cabai kita melepaskan endorfin, yang bisa mengarahkan kita pada "hal-hal lain."
  • Cokelat: favorit hari Valentin ini mengandung phenylethylamine, suatu zat kimia yang diproduksi tubuh secara alami saat Anda jatuh cinta.
  • Kerang: mengandung banyak zat besi, yang dilaporkan menambah produksi testosteron, yang meningkatkan libido pada perempuan maupun laki-laki.
Lainnya temasuk Ginkgo, Spanish fly dan Damiana (silakan cari lewat Google untuk lebih jelasnya).

Sebagian besar dari ini semua dimaksudkan untuk meningkatkan  gairah seks atau memperbaiki kemampuan seks laki-laki, bukan untuk mencari pasangan. Tapi, jika Anda menstimulasi hormon-hormon yang membuat Anda lebih tertarik, maka lebih besar kemungkinan bagi Anda untuk bertemu seseorang dan jatuh cinta. Bahkan, jika bahan-bahan di atas tidak sungguh-sungguh bekerja, menurut sebagian orang, jika Anda pikir hal tersebut akan berhasil, Anda sudah setengah jalan menuju ke sana.

Jenis/Tahap Cinta: Nafsu Birahi dan Ketertarikan

Ada 3 Jenis atau Tahap Cinta:

1. Nafsu birahi atau gairah erotis
2. Ketertarikan, atau gairah romantis
3. Kelekatan, atau komitmen

Jika ketiga hal di atas terjadi terhadap satu orang, Anda memiliki ikatan yang sangat kuat, namun, terkadang seseorang yang kita nafsui bukanlah seseorang yang kita jatuh cintai.

Nafsu Birahi
Di saat kita usia belasan atau setelah pubertas, estrogen dan testosteron menjadi aktif di dalam tubuh untuk pertama kalinya dan menciptakan keinginan untuk mengalami "cinta." Keinginan ini, yang bisa juga disebut nafsu birahi, memainkan peran besar baik selama masa pubertas maupun sepanjang hidup kita. Menurut sebuah artikel oleh Lisa Diamond, berjudul "Love and Sexual Desire" (Current Direction in Psychological Science, vol 13 no. 3), nafsu birahi dan cinta romantis adalah dua hal berbeda oleh dua landas lapisan yang berbeda. Birahi berkembang untuk tujuan pasangan seksual, sementara cinta romantis berkembang disebabkan kebutuhan ikatan bayi/anak. Maka meski seringkali kita merasakan birahi terhadap pasangan romantis kita, terkadang tidak - dan tidak mengapa. Atau mungkin ya, tapi kita juga merasakan birahi terhadap orang lain. Menurut Dr. Diamond, hal tersebut normal.

Seksolog John Money membedakan antara birahi dan cinta dengan cara ini: "Cinta hadir dari sabuk ke atas, birahi dari sabuk ke bawah. Cinta penuh dengan kata-kata pujian, nafsu birahi cabul."

Feromon, tampang, dan kecenderungan yang telah kita pelajari dalam apa yang kita cari pada pasangan memainkan peran penting juga dalam menentukan siapa yang kita nafsu birahi-i. Tanpa nafsu birahi kita mungkin tidak akan pernah menemukan sang pujaan hati. Tapi, sementara birahi membuat kita "mencari-cari", adalah keinginan kita pada cinta romantis yang memandu kita pada ketertarikan.

Ketertarikan
Sementara perasaan awal mungkin (atau mungkin tidak) datang dari nafsu birahi, apa yang terjadi kemudian - jika hubungan berlanjut - adalah ketertarikan. Ketika ketertarikan atau gairah romantis, menjalankan perannya, kita terkadang kehilangan kemampuan untuk berpikir rasional - paling tidak untuk hal-hal yang berhubungan dengan obyek ketertarikan kita. Pepatah yang  mengatakan "cinta itu buta" sangat tepat pada tahap ini. Kita sering kali lupa pada kekurangan yang mungkin dimiliki pasangan. Mengidealkannya dan tidak dapat mengenyahkan ia dari pikiran. Dorongan dan keasyikan yang membanjiri ini merupakan bagian dari keadaan biologis. Kita akan membahas lebih dalam tentang zat-zat kimia yang terlibat di tahap ketertarikan di bagian Kimia-nya Cinta. Jadi terus membaca ya.

Pada tahap ini, pasangan menghabiskan banyak waktu untuk saling mengenal satu sama lain. Jika ketertarikan ini tetap kuat dan dirasakan oleh kedua belah pihak, maka mereka biasanya masuk ke tahap berikut: kelekatan.

Jenis/Tahap Cinta: Kelekatan
Tahap kelekatan, atau komitmen adalah cinta untuk durasinya. Anda telah melewati cinta fantasi dan memasuki cinta nyata. Tahap cinta ini harus cukup kuat untuk bertahan terhadap berbagai masalah dan gangguan. Penelitian oleh peneliti Universitas Minnesota Ellen Berscheid dan lainnya menunjukkan, semakin kita mengidealkan seseorang yang kita cintai, maka hubungan selama tahap kelekatan semakin kuat.

Psikolog di Universitas Texas di Austin menyimpulkan hal yang sama. Mereka menemukan idealisasi tampaknya menjaga orang untuk tetap bersama dan memelihara mereka lebih bahagia dalam ikatan pernikahan. "Biasanya, hal ini tentang satu orang memberikan pintalan yang baik terhadap pasangannya, melihat pasangan sebagai lebih responsif daripada kenyataannya," kata Ted Huston, peneliti ketua penelitian tersebut. "Orang-orang yang melakukannya cenderung untuk tetap pada hubungan lebih lama dibanding mereka yang tidak bisa atau tidak melakukannya."

Yang memiliki peran kunci dalam tahap ini adalah oxytocin, vasopressin dan endorphin, yang dilepaskan selama berhubungan seks (lebih jauh tentang ini, nanti).

Mari cari tahu lebih jauh tentang kimia-nya cinta.

Kimia-nya Cinta

Ada banyak zat kimia berpacu di otak dan tubuh Anda saat jatuh cinta. Peneliti lama kelamaan mendapatkan banyak pelajaran dan lebih banyak lagi mengenai peran yang zat-zat kimia tersebut mainkan, baik saat dalam keadaan jatuh cinta maupun pada saat di dalam hubungan jangka panjang. Tentu, estrogen dan testosteron berperan di area dorongan seks. Tanpa mereka, kita mungkin tidak akan pernah berspekulasi di dalam arena "cinta nyata".

Perasaan mabuk kepayang yang sebelumnya kita alami saat jatuh cinta untuk pertama kali termasuk jantung deg-degan, kulit memerah dan telapak tangan berkeringat. Para peneliti mengatakan hal tersebut disebabkan dopamine, norepinephrine dan phenylethilamyne yang kita lepaskan. Dopamine dianggap sebagai "zat kimia kesenangan", memproduksi rasa kebahagiaan. Norepinephrine sama dengan adrenalin dan menghasilkan jantung deg-degan dan kegembiraan. Menurut Helen Fisher, antropolog dan peneliti cinta terkenal dari Universitas Rutgers, secara bersama-sama kedua zat kimia tersebut menghasilkan keriangan, energi yang besar, tidak dapat tidur, ketagihan, hilang nafsu makan dan perhatian fokus. Ia juga mengatakan, "Tubuh manusia melepaskan koktil kegairahan cinta hanya apabila syarat-syarat tertentu terpenuhi...laki-laki lebih siap menghasilkannya dibanding perempuan, karena mereka secara alami lebih visual."

Para peneliti menggunakan gambar resonansi magnetik fungsional (fMRI) untuk melihat otak manusia saat memandangi sebuah foto obyek rasa sayang mereka. Menurut Helen Fisher, apa yang mereka lihat selama pengamatan yang "kegila-gilaan, tidak bisa-memikirkan-hal lain-selain-taraf romantis" - tahap ketertarikan - merupakan dorongan biologis untuk fokus pada satu orang. Pengamatan tersebut meningkatkan aliran darah di area otak dengan konsentrasi tinggi penerima (receptor) dopamine - berhubungan dengan tahap euforia, ngidam dan kecanduan. Tingkat dopamine yang tinggi juga berhubungan dengan norepinephrine yang meningkatkan perhatian, memori jangka pendek, hiper-aktivitas, tidak dapat tidur dan perilaku orientasi tujuan. Dengan kata lain, pasangan yang berada di tahap cinta ini memfokuskan sungguh-sungguh perhatian pada hubungan dan seringkali sangat sedikit pada hal lain.

Penjelasan lain yang mungkin untuk fokus yang kuat dan mengidealisasi pandangan yang terjadi di tahap ketertarikan datang dari para peneliti di Universitas College London. Mereka menemukan bahwa orang yang tengah jatuh cinta memiliki tingkat serotonin lebih rendah dan juga sirkuit netral tersebut berhubungan dengan cara kita menahan penilaian terhadap orang lain. Tingkat serotonin rendah tersebut sama dengan yang ditemukan pada orang dengan kelainan obsesif kompulsif (obsesive-compulsive disorder), mungkin menjelaskan mengapa orang yang jatuh cinta "terobsesi" mengenai  pasangannya.

Ikatan Kimiawi
Dalam cinta romantis, saat dua orang berhubungan seks, oxytocin dilepaskan, yang membantu ikatan hubungan. Menurut peneliti dari Universitas California, San Francisco, hormon oxytocin terbukti "berhubungan dengan kemampuan menjaga hubungan antar personal yang sehat dan batasan-batasan psikologis yang sehat dengan orang lain". Pada saat dilepaskan selama orgasme, hal tersebut mulai menciptakan ikatan emosional - semakin banyak seks, semakin besar ikatannya. Oxytocin juga dihubungkan dengan ikatan ibu/bayi, kontraksi rahim selama persalinan saat melahirkan bayi, dan refleks merendahkan tubuh yang penting saat menyusui.

Vasopressin, hormon antidiuretik, adalah zat kimia lain yang dihubungkan dengan pembentukan hubungan monogami jangka panjang. Dr. Fisher yakin oxytocin dan vasopressin dicampur dengan jejak kecil dopamine dan norepinephrine, bisa jadi menjelaskan mengapa cinta yang bergairah memudar sementara kelekatan bertumbuh.

Endorfin, penghilang rasa sakit alami tubuh, juga memainkan peran kunci dalam hubungan jangka panjang. Mereka menghasilkan perasaan sehat sejahtera, termasuk perasaan tenang, damai dan aman. Seperti halnya dopamine dan norepinephrine, endorfin dilepaskan selama berhubungan seks. Mereka juga dilepaskan saat kontak fisik, olahraga dan aktivitas lain. Menurut Michel Odent dari London's Primal Health Research Center, endorfin menyebabkan "mirip ketergantungan narkoba".

Muatan Jangka Panjang?
Bagaimana bila perasaan euforia berlalu? Menurut Ted Huston di Universitas Texas, kecepatan saat kemajuan masa pacaran seringkali menentukan awal kesuksesan hubungan tersebut. Yang mereka temukan adalah semakin lama masa pacaran, semakin kuat hubungan jangka panjang.

Perasaan kegairahan cinta, tapinya, mengendur kekuatannya seiring berjalannya waktu. Penelitian menunjukkan bahwa kegairahan cinta dengan segera menghilang dan nyaris lenyap setelah dua atau tiga tahun. Zat-zat kimiawi yang bertanggung jawab atas "perasaan cinta" tersebut (adrenalin, dopamine, norepinephrine, phenylethylamine, dll.) berkurang. Tiba-tiba kekasih Anda memiliki kesalahan-kesalahan. Mengapa ia berubah, mungkin Anda bertanya-tanya. Kenyataanya, pasangan Anda mungkin sama sekali tidak berubah, hanya Anda kini mampu melihat dia secara rasional, bukan melalui hormon-hormon pengikat rasa kesengsem dan kegairahan cinta. Pada tahap ini, hubungan bisa jadi cukup kuat untuk bertahan, atau berakhir.

Jika hubungan bisa berlanjut, maka zat-zat kimia lainnya masuk. Endorfin, sebagai contoh, tetap menyediakan perasaan sehat sejahtera dan aman. Sebagai tambahan, oxytocin masih dilepaskan saat Anda berhubungan seks, menghasilkan perasaan puas dan kelekatan. Vasopressin juga melanjutkan peran dalam kelekatan.

Apa Kita Sendirian dalam Cinta?
Hanya tiga persen mamalia (selain spesies manusia) membentuk hubungan "keluarga" seperti kita. Tikus padang rumput adalah salah satu dari hewan semacam ini. Tikus ini memiliki pasangan seumur hidup dan memilih menghabiskan waktu bersama pasangannya daripada bersama tikus lain. Tikus padang rumput bahkan demikian ekstrim sampai menghindari tikus lawan jenis.

Ketika mereka memiliki keturunan, pasangan tikus padang rumput bekerja sama dalam pemeliharaannya. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam saling merawat dan nongkrong bareng. Penelitian telah dilakukan untuk mencoba menetapkan susunan zat-zat kimiawi yang bisa menjelaskan mengapa tikus padang rumput membentuk hubungan monogami seumur hidup sementara kerabat dekatnya, tikus montane, tidak.

Menurut penelitian oleh Larry Young, peneliti kelekatan sosial di Universitas Emory, yang terjadi adalah pada saat tikus padang rumput berkopulasi, seperti manusia, hormon oxytocin dan vasopressin dilepaskan. Karena tikus padang rumput memiliki penerima (receptor) hormon-hormon tersebut yang dibutuhkan di otaknya, di wilayah yang bertanggung jawab atas penghargaan dan dukungan, hal ini membentuk ikatan dengan pasangannya. Ikatan ini bagi tikus tersebut berdasarkan bau - semacam stempel. Dengan dorongan lebih lanjut, dopamine juga dilepaskan di pusat penghargaan otak pada saat mereka berhubungan seks, membuat pengalaman tersebut menyenangkan dan memastikan mereka mau melakukannya lagi. Dan karena oxytocin dan vasopressin, mereka mau berhubungan seks dengan tikus padang rumput yang sama.

Disebabkan tikus montane tidak memiliki alat penerima (receptor) oxytocin atau vasopressin di otak mereka, zat-zat kimia tersebut tidak memiliki efek, dan lanjut dengan gaya hidup cinta satu malam mereka. Selain receptor, kedua spesies tikus tersebut secara keseluruhan memiliki susunan fisik yang hampir sama.

Sumber: howstuffworks.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar