Rabu, 11 Desember 2013

Gugahan Spiritual

Lidah Tak Bertulang: Terlahir dari kedua orang tua muslim tidak serta merta menjadikan saya seorang muslim sejati. Saya hanya tahu sedikit sekali tentang agama saya sendiri. Ada masa di mana saya menjalankan kewajiban agama disebabkan tradisi, baik di keluarga maupun lingkungan. Lalu ada masa di mana saya tinggalkan kewajiban seorang muslim seperti shalat lima waktu dan puasa ramadan. Kemudian ada masa di mana saya berusaha memperdalam keimanan dengan cara membaca al-quran serta terjemahannya. Memang terasa beda kewajiban agama yang dijalankan karena tradisi atau mengikuti apa yang muslim lain lakukan, dengan iman berdasarkan pengetahuan bersumber dari al-quran. Seperti diketahui, al-quran adalah kalimat sang pencipta aka Allah SWT sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia dalam menjalani hidup di dunia dengan tujuan keselamatan di akhirat, yang disampaikan kepada utusan-Nya Nabi Muhammad SAW, melalui perantaraan malaikat Jibril AS, dan tidak berubah sejak diturunkannya sekitar 1400 tahun lalu (dalam kurun waktu 23 tahun, tepatnya 22 tahun 2 bulan 22 hari, lihat di sini) hingga hari ini. Subhanallah.

Melalui YouTube saya 'kenal' dengan seorang mualaf bernama Abdurraheem Green, orang Inggris, terlahir dari ayah agnostik dan ibu berdarah Polandia penganut Katolik Roma yang taat. Dibesarkan dengan keyakinan Katolik Roma, ia mengalami kebingungan dengan ajaran agamanya, lalu mendalami Budha selama kurang lebih tiga tahun, dan akhirnya menemukan Islam dengan cara membaca (terjemahan) al-quran, meyakininya dan menjadi muslim. Abdurraheem Green aktif menjalankan kegiatan dakwah, ketua the Islamic Education and Research Academy (iERA), organisasi dakwah global yang berkomitmen memperkenalkan Islam kepada masyarakat lebih luas.

Ada cukup banyak mualaf yang berdakwah, dan saya salut akan kegigihan mereka mempelajari keyakinan baru berdasarkan rasa ingin tahu, ketidakpuasan dan kebingungan terhadap ajaran agama sebelumnya, kegelisahan di dalam diri akan makna keberadaan mereka di dunia, sehingga memulai perjalanan spiritual menemukan agama yang sungguh mereka yakini sebagai kebenaran. Dari kisah mereka, menarik juga mengikuti perjalanan mereka menemukan cahaya ilahi. Setelah pindah keyakinan, masalah tidak selesai begitu saja, ada penolakan dari keluarga, teman dan lingkungan, kehilangan pekerjaan, semua disebabkan mereka tinggal di negara barat, yang masyarakatnya secara umum memiliki pemahaman keliru dan negatif mengenai Islam dan muslim.

Saya sadari betapa beruntungnya saya terlahir dari kedua orang tua muslim, di negara mayoritas muslim, karena tidak perlu bersusah payah mencari jauh-jauh keyakinan yang seharusnya saya peluk. Sekarang, saya hanya perlu memperdalam pengetahuan tentang agama indah ini terus menerus dengan cara membaca dan memahami mukjizat yang sang pencipta Allah SWT telah berikan kepada seluruh umat manusia sebagai khalifah di muka bumi, yaitu al-quran dan mengikuti teladan utusan-Nya Nabi Muhammad SAW sehingga dengan demikian diharapkan dapat melahirkan takwa hingga akhir. Semoga kita semua mampu mengatasi ujian Allah SWT dengan kemurahan hati-Nya dan menjadi pemenang dalam mencapai surga-Nya di akhirat nanti. Aamiin ya robal alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar