Jumat, 20 Agustus 2010

Batman dan Mbah Gendeng

"Huh sial, masak bocor lagi sih?" ujar Batman gemas sambil menendang pintu mobilnya perlahan. Meskipun kesal ia masih cukup sadar untuk tidak melampiaskanya kepada mobil tercintanya yang cicilannya belum lunas itu. Dengan susah payah ia mendorong mobilnya ke pinggir, ke sebuah tambal ban yang kebetulan tidak jauh dari situ.

"Mbah Gendeng - Nambal ban sejak 1911"

Begitu tulisan "bengkel" kecil yang didirikan seadanya di bawah sebuah pohon beringin besar.

"Ban-nya bocor ya nak?" demikian tanya seorang kakek tua yang tiba-tiba muncul dari balik pohon.

"Iya mbah" jawab Batman lesu "Ini sudah kedua kalinya mbah, padahal baru 5 km lalu bocor dan ditambal."

"Hmm.. " Mbah Gendeng mengangguk-anggukkan kepalanya dan mulai mempersiapkan peralatannya. Bak air sabun untuk memeriksa bagian ban yang bocor, dongkrak, pompa angin dan sebagainya. "Silakan duduk dulu aja di kursi kayu itu nak. Biar mbah kerjakan dulu ban-nya."

45 menit berlalu Batman mulai ga sabar. Maklum ia lagi semangat-semangatnya bangkit dari keterpurukannya dan ingin segera sampai di WTC untuk membuka gerai HP. Ditambah lagi seekor kura-kura dengan seragam bertuliskan "Bukan Express" yang tadi disalipnya kini sudah berjalan melewati dia duduk. "Masa' Batman kalah cepat sama kura-kura?" pikir Batman dalam hati. Penasaran ia mendekati Mbah Gendeng dan mengintip kerjanya.

"Pantesan aja lama!" sergah Batman kasar "Lha wong kerjanya lambat banget gini! Apa ga bisa lebih cepet lagi Mbah?!"

Mbah Gendeng meletakkan ban dalam Bat Mobil yang sedang ia pegang dan menoleh ke arah Batman. Tatapannya yang tajam membuat Batman secara tidak sadar mundur selangkah ke belakang. Tanpa disangka dengan tidak kalah kerasnya, Mbah Gendeng balik bertanya, "Memangnya kamu pikir pekerjaan ini tak penting  hingga harus dikerjakan dengan terburu-buru?"

"Memang begitu kan? Cuma nambal ban ini, apa pentingnya? Jauh lebih penting pekerjaanku yang kesana kemari buat nyelamatin dunia dari orang jahat! Mbah tau kan kalo aku ini Batman?!"

"Iye, terus so what gitu loh? mau situ Batman kek Superman kek Barack Obama kek SBY kek, tetep aja jangan pernah ngeremehin pekerjaan saya!"

Batman sudah akan membuka mulutnya lagi untuk menjawab, namun kakek itu tidak mau kalah cepat dan melanjutkan kata-katanya.

"Dengarkan baik-baik anak muda. Coba pikir. Seandainya tadi kamu dalam perjalanan untuk menyelamatkan ribuan orang dan banmu bocor, apa bukan berarti yang saya kerjakan ini tidak sama pentingnya dengan pekerjaanmu? Dengan memperbaiki ban bocormu dengan baik dan teliti, secara tidak langsung saya sudah membantumu untuk menyelamatkan mereka - ribuan orang itu."

"Tidak usah muluk-muluk. Setiap ban bocor yang saya perbaiki pasti berhasil membawa pengemudinya tiba dengan selamat di rumah. Coba bayangkan apabila saya melakukannya dengan asal-asalan. Bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan bukan?"

"Lihat ban dalammu ini," Mbah Gendeng menyodorkan dua buah ban dalam Bat Mobil yang sedang ia kerjakan "Perhatikan ini, bekas tambalan yang dilakukan penambal ban sebelumnya. Kasar dan kurang kuat rekatannya. Itu sebabnya tadi ban mobilmu bocor lagi. Masih untung tidak terjadi apa-apa. Dan ini yang ada di kanan, adalah hasil tambalan  yang aku lakukan. Bandingkan!"

Batman tercenung. Ia memperhatikan ban dalam pada bagian yang ditunjukkan oleh Mbah Gendeng dan ternyata memang benar, pekerjaannya kurang baik. Bahkan jauh dibandingkan hasil pekerjaan Mbah Gendeng. Padahal tadi ia cukup senang dan memberi tips lebih kepada penambal ban sebelumnya karena kerjanya hanya memerlukan waktu 5 menit saja.

Dengan menunduk Batman minta maaf kepada Mbah Gendeng, dan beringsut kembali ke kursi kayu untuk menunggu. Di satu sisi ia malu terhadap apa yang sudah ia lakukan, namun di sisi lain, ia gembira karena mendapat pelajaran baru tentang hidup dan juga tentang bisnis.

"Aku pasti tidak akan kalah dengan Peter Parker." Ujar Batman dalam hati sembari tersenyum.


Sumber Dongeng Motivasi

1 komentar:

  1. moral cerita: setiap pekerjaan itu penting. jangan pernah meremehkan pekerjaan orang lain sekecil apapun.

    BalasHapus